Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan Capaian pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik di akhir fase untuk suatu mata pelajaran. Capaian Pembelajaran terdiri dari 6 fase (A-F) yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA/SMK). Satu fase berjarak 2-3 tahun untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih fleksibel dan mendalam.
Bagaimana guru dapat menggunakan CP dalam merancang kegiatan pembelajaran di kelasnya selama setahun? Untuk dapat menggunakan CP dalam merancang kegiatan pembelajaran di kelasnya selama setahun, guru perlu:
- Berkolaborasi dengan guru 1 fase.
- Menurunkan CP menjadi tujuan-tujuan pembelajaran dengan tingkat kesulitan materi yang berjenjang sehingga membetuk satu alur.
- Mengembangkan TP yang sudah mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, beserta materi/konten inti.
- Merangkai tujuan-tujuan pembelajaran dalam satu alur dengan mempertimbangkan jenjang kedalaman materi, jenjang cakupan, dan jenjang kesulitannya.
Alur tujuan Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran
Berikut ini adalah skema alur tujuan pembelajaran:
Prinsip alur tujuan pembelajaran terdiri dari:
- Esensial. Ada penjabaran konsep, keterampilan dan konten inti yang diperlukan untuk mencapai CP.
- Berkesinambungan. Tujuan tersusun secara berkesinambungan dan urut secara berjenjang dengan arah yang jelas.
- Kontekstual. Tahapan TP sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
- Sederhana. TP disampaikan dengan bahasa/istilah yang mudah dipahami.
Selanjutnya, hal penting yang perlu dipertimbangkan saat menyusun ATP adalah
- Kemampuan prasyarat. Perhatikan kemampuan prasyarat yang perlu dipelajari peserta didik untuk menguasai kompetensi pada CP.
- Cakupan dan keluasan TP. Tujuan Pembelajaran sebaiknya tidak terlalu umum. Pertimbangkan untuk memecah TP yang terlalu umum ke dalam beberapa TP.
- Keterkaitan antar TP. Perhatikan apakah materi dalam sebuah TP sudah cukup didukung oleh materi dalam TP yang lain.
- Misalnya: untuk menulis makalah penelitian peserta didik perlu mengetahui perbedaan bentuk dan tujuan teks serta keterampilan membuat pertanyaan riset.
- Pengurutan Konkret → Abstrak: Dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : Memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak)
- Pengurutan Deduktif: Dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : Mengajarkan tentang peta secara umum terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang peta-peta tematik
- Pengurutan dari Mudah → Sulit: Dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh : Mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
- Pengurutan Hierarki: Mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: Murid perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
- Pengurutan Prosedural: Mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur kemudian membantu peserta didik untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : Dalam mengajarkan prosedur titrasi asam-basa, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menyiapkan larutan,indikator asam-basa, memasang alat titran, melakukan titrasi, dan mengolah data.
- Scaffolding: Meningkatkan kemampuan murid sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : Dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika murid mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan berkurang secara bertahap sampai murid dapat berenang sendiri.
- Mengembangkan kurikulum operasional sekolah: Disarankan tim penyusun alur tujuan pembelajaran untuk mempelajari Kurikulum Operasional Sekolah terlebih dahulu.
- Pemahaman Profil Pelajar Pancasila: Memahami secara utuh konsep dasar Profil Pelajar Pancasila.
- Mengembangkan kurikulum operasional sekolah: Disarankan tim penyusun alur tujuan pembelajaran untuk mempelajari Kurikulum Operasional Sekolah terlebih dahulu.
- Menguraikan Kompetensi dalam CP: Uraikan kompetensi yang termuat dalam CP berdasarkan dimensi/elemennya.
- Membuat ATP Menentukan alur: pengembangan kompetensi berdasarkan jenjang dan durasi jam pembelajaran yang dibutuhkan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.
- Menurunkan ATP menjadi TP: Merujuk pada alur, rumuskan TP dan pemahaman bermakna yang ingin disampaikan.
- Tentukan asesmen: Tentukanlah produk akhir yang akan dibuat/kompetensi yang ditunjukkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran.
- Tentukan Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran: Tentukan rancangan metode pengajaran yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Workshop pengembangan kurikulum operasional sekolah Menjadi prasyarat untuk tim penyusun alur pembelajaran.
- Pemahaman Profil Pelajar Pancasila: Memahami secara utuh konsep dasar Profil Pelajar Pancasila.
- Pemahaman CP: Memahami rasional, capaian pembelajaran (CP) keseluruhan dan elemen-elemen CP fase fondasi.
- Menguraikan CP ke tujuan-tujuan pembelajaran: Uraikan tujuan pembelajaran dari analisis elemen CP dengan mempertimbangkan visi dan misi satuan, karakteristik peserta didik, serta karakteristik lokal dan budaya setempat.
- Menentukan alokasi: periode yang dibutuhkan untuk membagi fokus tujuan-tujuan Pembelajaran. Alokasi waktu di PAUD dapat sangat cair, disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak, namun perencanaan awal dibutuhkan untuk memetakan ketercapaian CP secara utuh.
- Menentukan tujuan pembelajaran dan bukti capaiannya
- Merencanakan asesmen otentik.
- Mendesain rencana kegiatan
Note: only a member of this blog may post a comment.